Langsung ke konten utama

Fellow of VIETSURVEY Governance team speaks at 2013 ASEAN Conference “Educating ASEAN Societies for Integrity"


On 2-3 April 2013 in Jakarta, Indonesia, ASEAN Conference holds “Educating ASEAN Societies for Integrity - The Role of Educators and Students in Building Integrity” which gathered a number of the regional scholars, thinkers on governance, integrity and corruption combating. Mr. Nhat Nguyen Duc from VIETSURVEY has been invited to join the Drafting Committee who will play the role of panelists in different sessions, conduct strategic discussion to formulate the recommendation, review, analyze and identify findings in the rapporteur presentation. The recommendation drafting committee will ultimately formulate guidance, advice, and recommendation on integrity building and an-ti corruption education efforts in ASEAN state members. Educators and students in the region will play center roles to that end. State members will lend their experiences to form regional joint activity and cooperation. The workshop has attracted the high participation of faculties from top universities, research entities in ASEAN and education leaders of the host country. The drafting committee hosts the press conference on 3 April with the  following recommendations within ASEAN.
1. Policy makers create an enabling environment for strengthening integrity education and integrity within education and the many benefits that will come to society from this process.
2. Promotion and support for comparative research on integrity, corruption, and anti-corruption in and develop shared curricula that help to critically on local and national challenges
3. Ministry of Education explore the possibility, taking into account the model of Indonesia, of introducing semester –long courses for undergraduate students irrespective of their academic degree, on integrity and anti-corruption and other points of contact on these theme where appropriate.
4. Research and policy development for holistic strategies for improving integrity in higher education in the region.
5. The promotion and support of critical, independent research and the development of teaching case studies on integrity, corruption and anti-corruption.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Empat tipe bunuh diri menurut Emile Durkheim

_______ Nico Natanail Bangun_______ AN 07111401039 Durkheim mendefinisikan bunuh diri sebagai berikut : Bunuh diri istilah diterapkan untuk semua kasus kematian yang diakibatkan secara langsung atau tidak langsung dari tindakan positif atau negatif dari korban sendiri, yang dia tahu akan menghasilkan hasil ini. (Durkheim, 1897) Dia juga membedakan antara empat subtipe bunuh diri : 1.       Bunuh diri Egoistik (Bunuh diri yang dilakukan seseorang karena merasa kepentingan sendri lebih besar dari kepentingan kesatuan sosialnya) Mencerminkan rasa berkepanjangan tidak memiliki, tidak terintegrasi dalam sebuah komunitas , pengalaman , tidak harus menambatkan , ketidakhadiran yang dapat menimbulkan kesia-siaan , apatis , melankolis , dan depresi . Ini adalah hasil dari melemahnya obligasi yang biasanya mengintegrasikan individu ke dalam kolektivitas : dengan kata lain kerusakan atau penurunan integrasi sosial . Durkheim mengacu pada jen...

RESUME BUKU MANAJEMEN LOGISTIK KARANGAN H. SUBAGYA M.S

TUGAS PENGGANTI MID MATA KULIAH ADMINISTRASI LOGISTIK RESUME   BUKU MANAJEMEN LOGISTIK KARANGAN H. SUBAGYA M.S Disusun : Nico Natanail Bangun Nim      : 07111401039 Dosen   : Prof. Dr. H.M. Edwar Juliartha, MM Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jurusan Ilmu Administrasi Negara Universitas Sriwijaya 2013 Bab. I Pengertian Umum Logistik A.     Pengertian Umum Istilah logistik paling banyak dikenal untuk kalangan militer. Secara historis istilah ini mulai dalam kegiatan militer dan kenyataannya paling banyak dipakai dalam literature mengenai kemiliteran pula. Menurut literatur yang ada, yang pertama-tama menggunakan istilah ini adalah Angkatan Perang Amerika Serikat dalam perang dunia kedua. Adapun pengertian yang diberikan saat itu terbatas pada usaha atau kegiatan yang berhubungan dengan gerakan perbekalan manusia di medan pertempuran. B.     ...

Perbandingan Lembaga Pemberantasan Korupsi di Negara Indonesia dan Negara Singapura Dengan Pendekatan Sistem

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Korupsi berasal dari bahasa latin, Corruptio-Corrumpere yang artinya busuk, rusak, menggoyahkan, memutarbalik atau menyogok. Korupsi merupakan fenomena sosial yang hingga kini masih belum dapat diberantas oleh manusia secara maksimal. Pengertian korupsi berdasarkan ketentuan Undang-Undang no 31 tahun 1999 tentang Tindak Pidana Korupsi (pasal 2 ayat 1), adalah “ Setiap orang yang secara melawan hukum memperkaya diri sendiri atau orang lain, atau suatu korporasi, yang dapat merugikan keuangan negara atau perekonomian negara” . Dalam hal tentang pengertian yang merugikan keuangan negara atau perekonomian negara, maka secara implicit, maupun eskplisit, terkandung pengertian tentang keuangan atau kekayaan milik ‘pemerintah’, atau ‘swasta’, maupun ‘masyarakat’, baik secara keseluruhan maupun sebagian, sebagai unsur pokok atau elemen yang tidak terpisahkan dari pengertian negara (state). Korupsi  dewasa  ini  sudah...